Minggu, 05 Oktober 2014

Habitat, Relung, dan Teritori



Oleh : Zulfan Aris

Setiap makluk hidup memiliki tempat hidup, tempat hidup ini disebut dengan habitat. Habitat menyediakan berbagai sumberdaya yang dimanfaatkan oleh makhluk hidup tersebut untuk bertahan. Habitat itu sendiri memiliki beberapa syarat sebagai pembatas suatu mahkluk hidup yang bertahan di dalamnya. Batas bawah persyaratan tersebut disebut dengan titik minimal, batas atas adalah titik maksimal, dan diantara keduanya terdapat titik optimal. Ketiga titik ini biasa disebut dengan titik kardinal. Tiap titik kardinal memiliki kisaran nilai tertentu.
Persawahan
foto oleh: Zulfan Aris





Jika suatu makhluk hidup berada diluar titik minimal dan maksimal secara mendadak, maka makhluk hidup tersebut akan mati atau berpindah ke tempat lain. Jika perubahanya terjadi secara perlahan bahkan sampai ke generasi berikutnya, maka kemungkinan makhluk hidup tersebut dapat mentoleransi dan perlahan beradaptasi dengan perubahan itu. Walaupun demikian, kemungkinan generasi yang akan datang dapat berbeda dari generasi sebelumnya dapat saja terjadi, bahkan sampai dapat membentuk ras bahkan spesies baru.
            Habitat menyediakan berbagai sumberdaya untuk kelangsungan makhluk hidup di dalamnya. Misalnya adalah tempat berlindung dari gangguan dan istirahat, tempat mencari makan, tempat bertelur dan melahirkan, tempat untuk melakukan perkawinan dan mencari pasangan dan lain sebagainya. Dengan demikian maka habitat suatu makhluk hidup tersebut dapat lebih dari satu. Sekelompok lebah habitat bersarangnya dipohon yang tinggi atau di sebuah gedung, habitat mencari makannya dapat di taman bunga atau di kebun-kebun buah yang bunganya sedang bermekaran. Seekor burung emprit, habitat bersarangnya di pepohonan, habitat mencari makannya di persawahan dan beristirahat di pepohonan sekitar pinggiran sawah. Burung-burung migran misalnya, bermigrasi dari satu negara ke negara lain untuk mencari makan lalu kembali ke tempat asalnya untuk melakukan perkawinan dan bertelur.
            Dalam suatu habitat tiap makhluk hidup memiliki cara tersendiri untuk bertahan dan memanfaatkan habitat itu. Pada habitat persawahan padi dapat kita jumpai berbagai macam jenis burung secara bersamaan, ada yang memakan biji padi, ada yang memakan serangga, ada yang memakan katak dan ikan, ada pula yang memakan tikus dan ular. Cara makhluk hidup tersebut dalam memanfaatkan sumberdaya yang tersedia disekitarnya untuk hidup dinamakan dengan relung. Relung terkadang disebut juga sebagai identitas atau profesi makhluk hidup di alam.
Berbagai jenis burung di ekosistem persawahaan. A. burung pemakan tikus (sumber foto: wikipedia.org), B. burung pemakan serangga, C. burung pemakan biji padi, D. burung pemakan ikan dan serangga. Foto oleh: Zulfan Aris


Relung ekologis merupakan gabungan dari berbagai faktor biotik dan abiotik yang diperlukan makhluk hidup tertentu untuk bertahan. Faktor-faktor biotik dan abiotik tersebut bersama-sama membentuk habitat untuk menyediakan kebutuhan makhluk hidup di dalamnya. Relung terbagi menjadi 2 yaitu relung khusus dan relung umum. Makhluk hidup yang memiliki relung khusus dinamakan spesialis dan yang memiliki relung umum dinamakan generalis.
Relung yang berhimpitan atau bersinggungan dapat saja mengubah relung suatu makhluk hidup dari relung asalnya. Persinggungan atau tumpang tindihnya relung makhluk hidup dapat mengakibatkan terjadinya kompetisi antar makhluk hidup. Jika kompetisi ini terjadi, maka makhluk hidup yang kalah akan mati atau berpindah ketempat lain. Jika kompetisi terjadi antara makhuk hidup sejenis (intraspesifik) maka akan menciptakan relung yang lebih generalis, karena individu yang kalah harus mencari dan memanfaatkan sumber daya yang lain untuk bertahan selain sumber daya utamanya. Jika terjadi kompetisi berbeda jenis (interspesifik) maka akan menciptakan relung yang lebih spesialis, karena makhluk hidup yang jenisnya kalah bersaing harus memanfaatkan sumberdaya yang lebih sempit atau spesifik dari sebelumnya.
Makhluk hidup dengan relungnya di suatu habitat memiliki daerah atau wilayah yang dipertahankannya dari makhluk hidup yang lain baik sejenis maupun berlain jenis, daerah tersebut disebut dengan teritori. Daerah teritori makhluk hidup berbeda tiap jenis bahkan juga  tiap individunya. Makhluk hidup juga memiliki cara berbeda dalam menandai daerah teritorinya, ada yang menggunakan air seninya (contohnya singa, harimau, chetah) ada pula yang menggunakan suaranya (contohnya monyet, burung). 
Singa jantan menandai daerah teritori dengan air seninya
Sumber foto: www.spotonlists.com
Jika ada hewan lain yang memasuki daerah teritori tersebut, maka akan terjadi perkelahian atau konflik. Hewan yang kalah akan menyingkir dengan sendirinya dari daerah tersebut. Daerah teritori umumnya digunakan untuk menunjukkan dominansi makhluk hidup terhadap kelompoknya (teritori dalam lingkupan yang luas). Ada pula daerah teritori yang digunakan untuk mempertahankan aktivitas kesehariannya (teritori dalam lingkupan yang sempit/khusus) seperti jarak makan dengan individu lain, tempat istirahat dan bersarang dalam kelompok.


Pustaka Acuan:
 
-      Soemarwoto, O. 2008. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Djambatan. Jakarta.
-     
 




1 komentar: